Liputan6.com, Jakarta – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan dalam satu tahun kebutuhan masyarakat terhadap daging sampai mencapai 700 ribu ton. Namun saat ini Indonesia baru bisa memenuhi sekitar 400 ribu ton.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan itu, keran impor dibuka untuk daging sapi, yakni sekitar 300 ribu ton.
“Mau tidak tidak mau kita harus impor,” kata Syahrul di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (30/1).
Untuk mengintervensi keran impor, pemerintah berpikiran mendatangkan 1,3 juta sampai 1,7 juta ekor sapi. Jumlah ini katanya mampu memenuhi 300 ribu ton kekurangan daging sapi.
Rencana ini masih pun lahir dari perintah Presiden Joko Widodo. “Saya mendapatkan petunjuk dan perintah bapak presiden ‘ayo dihitung itu, kita cari ganjalannya”, kata Syahrul.
Namun, mendatangkan 1,3 juta ekor sapi bukan perkara mudah bagi Syahrul. Ini ada banyak hal yang perlu dipersiapkan, salah satunya lahan.
Selain masalah lahan, penerima dan pengelola sapi ini juga perlu dipikirkan. Dia ingin sapi yang didatangkan benar-benar dikelola dengan baik.
Jangan sampai, katanya sapi ini dijual saat musim lebaran Idul Adha. Makanya, dia berencana untuk menyisipkan mikro chip pada sapi untuk diketahui keberadaannya.
“Nanti kita cek enggak boleh dia nanti jadi idul kurban tiba tiba,” katanya.
Terkait waktu realisasi, politikus Partai Nasdem ini mengatakan masih dalam proses. Saat ini baru masuk tahapan perhitungan.
“Sapinya saja juga belum datang, ini baru dalam hitung-hitungan,” pungkasnya.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com